Rabu, 10 September 2008

LOGO KOTA PARIAMAN





ARTI LOGO KOTA PARIAMAN

Oleh : ALFIANDRI ZAHARMI

Pencipta LOGO Kota Pariaman

Unsur Lambang :

1. Perisai Bersegi Lima
2. Tulisan Kota Pariaman
3. Lukisan Rumah Adat Minangkabau
4. Tulisan SABIDUAK SADAYUANG
5. Lukisan Biduk
6. Lukisan Laut dan Alun Gelombang

Pengertian Lambang Daerah Kota Pariaman

1. Perisai Bersegi Lima melambangkan perjuangan dalam mewujudkan berdirinya Kota Pariaman dan perlindungan agar Kota Pariaman tetap kokoh berdiri yang berlandasarkan pada Pancasila serta di dijiwai oleh Budaya Minangkabau
2. Tulisan KOTA PARIAMAN menunjukkan Pariaman sebagai Daerah Otonom dengan warna putihnya... bahwasanya kota pariaman itu bersih dan suci.......
3. Lukisan Rumah Adat Minangkabau Bergonjong Lima, dengan satu pintu dan enam jendela memberi simbol sikap transparansi dan warna kuning artinya masyarakat Kota Pariaman bersifat terbuka/transparan dan berasal dari Penghulu Bodi Caniago dan Koto Piliang
4. Lukisan Kubah Masjid melambangkan masyarakat Kota Pariaman berpenduduk Muslim serta bahwasanyanya agama islam di sumatra barat masuk pertamanya bertempat dipariaman dengan istilah yang kita kenal di sumtra barat "" Agamo Mandaki, Adaik Manurun"" dan dasar putih menunjukkan kesucian dan kebenaran
5. Tulisan SABIDUAK SADAYUANG berarti masyarakat Pariaman dalam membangun selalu mengutamakan kebersamaan diatas kepentingan pribadi atau golongan dan masyarakat bersama Pemerintah secara bersama-sama bertanggung jawab membangun daerah
6. Lukisan BiduAk melambangkan Kota Pariaman terletak dipesisir pantai Samudra Indonesia dengan warna hitam berarti ketahanan dalam hempasan badai serta layar terkembang yang digambarkan dengan garis warna merah kasumA menunjukkan keberanian... pada zaman dahulu pariaman dikenal dengan Biduak Balacuang dan Biduak Pincalang..... yang dahulunya salah satu alat untuk para masyarakat dahulu pergi menangkap ikan...
7. Lukisan Laut dan Alun Gelombang dengan enam garis melambangkan masyarakat Kota Pariaman merupak daerah yang sebelah barat berbatas dengan laut dana serta tetap berpegang teguh pada rukun Iman yang enam.

Pengertian Warna Lambang Daerah Kota Pariaman

1. Warna Hitam melambangkan kepemimpinan Ninik Mamak/Penghulu yang tahan uji, ulet dan sabar
2. Warna Kuning Emas melambangkan keagungan dan kemuliaan terhadap kebenaran suatu nilai budaya
3. Warna Merah melambangkan keberanian dan kegigihan bagi pengemban amanah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan
4. Warna Putih memiliki makna kesucian dan kedamaian dalam tatanan kehidupan masyarakat
5. Warna Biru menggambarkan bahwa kota Pariaman terbentang dikawasan pesisir laut Samudra Indonesia. Arti warna adalah berarti adalah damai... Artinya masyarakat kota pariaman selalu saiyo sakato atau sabiduak sadayuang dalam melakukan suatu pekerjaan ...
6. Dari keseluruhan warna yang ada terdapat warna "KUNING, HITAM MERAH yang merpakan TALI TIGO SAPALIN, TIGO TUNGKU SAJARANGAN" jADI MASYARAKAT KOTA PARIAMAN selalu menjaga nama Baik Niniak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai


NAma - Nama Yang Telah Memimpin KOta Pariaman

1. Drs. Adlis Legan (1987 – 1993), adalah Walikota Administratif pertama, yang telah berhasil meletakkan dasar dan landasan bagi pembangunan Kota Pariaman ke depan dengan konsep tata ruang dan pengembangan wilayah yang memiliki dimensi sampai tahun 2006.

2. Drs. Martias Mahyuddin, MSc., Walikota Administratif yang kedua, periode 1993 – 1998. Seorang pamong yang merakyat sehingga tercipta hubungan yang harmonis dan mengaktifkan seluruh elemen masyarakat.

3. Drs. Firdaus Amin, Walikota Administratif yang ketiga periode 1998–2002. Selama masa kepemimpinannya terkenal dengan disiplin yang ketat dan mampu membawa perubahan mendasar dan bersejarah, yakni dengan seluruh stakeholders berjuang menjadikan Kota Pariaman menjadi Kota otonom. Beliau dipercaya Pemerintah menjadi Penjabat Walikota Pariaman pertama sampai dengan Agustus 2003 dengan tiga agenda utama: mempersiapkan SOTK Pemerintah Kota Pariaman, memfasilitasi pengisian keanggotaan DPRD Kota Pariaman dan memfasilitasi pemilihan Walikota/Wakil Walikota Pariaman periode 2003-2008.

4. Drs. Sultani Wirman, Assisten Kessos Kantor Wakil Gubernur Sumatera Barat ditunjuk menjadi Pj. Walikota Pariaman kedua mulai Agustus sampai dengan Oktober 2003.

5. H. Nasri Nasar, SH. dan Ir. Mahyuddin periode 2003 -2008 yang dilantik pada tanggal 9 Oktober 2003, dengan visi dan misi membangun kerangka pemerintahan yang optimal menuju kota perdagangan dan jasa, berusaha membangun infrastruktur guna meningkatkan ekonomi kerakyatan. Perlahan tapi pasti telah menampakkan pembangunan yang cukup berarti. Ini terlihat dari perkembangan pertumbuhan ekonomi, peningkatan mutu pendidikan, dan kesehatan selama tiga tahun berjalan.

6. Ir. Mahyuddin, dilantik pada tanggal 22 Februari 2007, melanjutkan program yang telah disusun pasangan terdahulu.

Minggu, 07 September 2008

JAn Lupo SEjaRaH NDAK

Mari Kito Sabiduak Sadayuang dalam mambangun kampung halaman.....


http://www.kotapariaman.go.id/images/image/lambang.jpg

Tiku, Pariaman dahulu adalah pelabuhan samudera tertua yang handal di
pantai barat pulau Sumatra. Semenjak dikuasainya Malaka oleh Portugis
pada tahun 1511, kemudian bertambah ramainya alur pelayaran di Selat
Malaka oleh berbagai armada dagang bangsa asing yang saling bersaing,
peran Tiku, Pariaman dan Indrapura menjadi penting terutama bagi
Kerajaan Aceh.
\\ Awal abad 17 Kerajaan Aceh menanamkan pengaruhnya di pantai Barat
Sumatra dengan maksud memotong arus perdagangan rempah-rempah terutama
lada, yang biasanya dibawa oleh para pedagang ke wilayah timur pulau
ini. Waktu itu, penguasa Aceh yang kesohor dan berkuasa di kawasan ini
bernama Panglima Nando. Karena peran yang demikian, maka banyaklah kaum
pendatang yang mengadu nasib mencari nafkah dan bermukim di kota kecil
ini.

Keberadaan para pendatang di Pariaman "doeloe"
itu masih terlihat pada nama jalan atau kampung seperti Kampung Nieh( yang sekarang desa Kampung BAru )
Kampung Kaliang( Kelurahan Lohong Sekarang ), Kampung Jawa dan Kampung Cino.( yang dulu ada tugu kapal layar tapi enta kenapa diganmti dengan tugu tabuik ) Tidak ada nama kampung
Belanda, meskipun mereka lama berkuasa di kota ini seperti juga di
daerah lain di Nusantara ini. Yang ada di Pariaman ialah Kampung
Kuburan Belanda!( K U B E L )terletak di anatara kelurahan Lohong dan Kampung Perak )
Sampai sekarang, nama jalan itu masih
dikenal baik oleh penduduknya. Tentu saja pemberian nama tersebut
bukanlah berarti bahwa kota yang dikenal banyak urang bagaknya ini tidak memperbolehkan bangsa kulit putih berkampung di sana, kecuali untuk dikubur.
mpo Doeloe"

Pariaman Dalam Pemeritahan

Pariaman di zaman lampau merupakan daerah yang cukup dikenal oleh pedagang bangsa asing semenjak tahun 1500an. Catatan tertua tentang Pariaman ditemukan oleh Tomec Pires (1446-1524), seorang pelaut Portugis yang bekerja untuk kerajaan Portugis di Asia. Ia mencatat telah ada lalu lintas perdagangan antara India dengan Pariaman, Tiku dan Barus.

Dua tiga kapal Gujarat mengunjungi Pariaman setiap tahunnya membawa kain untuk penduduk asli dibarter dengan emas, gaharu, kapur barus, lilin dan madu. Pires juga menyebutkan bahwa Pariaman telah mengadakan perdagangan kuda yang dibawa dari Batak ke Tanah Sunda.

Kemudian, datang bangsa Perancis sekitar tahun 1527 dibawah komando seorang politikus dan pengusaha yakni Jean Ango. Ia mengirim 2 kapal dagang yang dipimpin oleh dua bersaudara yakni Jean dan Raoul Parmentier. Kedua kapal ini sempat memasuki lepas pantai Pariaman dan singgah di Tiku dan Indrapura. Tapi anak buahnya merana terserang penyakit, sehingga catatan dua bersaudara ini tidak banyak ditemukan.

Tanggal 21 November 1600 untuk pertama kali bangsa Belanda singgah di Tiku dan Pariaman, yaitu 2 kapal di bawah pimpinan Paulus van Cardeen yang berlayar dari utara (Aceh dan Pasaman) dan kemudian disusul oleh kapal Belanda lainnya. Cornelis de Houtman yang sampai di Sunda Kelapa tahun 1596 juga melewati perairan Pariaman.

Tahun 1686, orang Pariaman (Pryaman seperti yang tertulis dalam catatan W. Marsden) mulai berhubungan dengan Inggris.

Sebagai daerah yang terletak di pinggir pantai, Pariaman sudah menjadi tujuan perdagangan dan rebutan bangsa asing yang melakukan pelayaran kapal laut beberapa abad silam. Pelabuhan entreport Pariaman saat itu sangat maju. Namun seiring dengan perjalanan masa pelabuhan ini semakin sepi karena salah satu penyebabnya adalah dimulainya pembangunan jalan kereta api dari Padang ke Pariaman pada tahun 1908.

Dengan lika-liku perjuangan yang amat panjang menuju kota yang definitif, Kota Pariaman akhirnya resmi berdiri sebagai Kota Otonom pada tanggal 2 Juli 2002 berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Pariaman di Sumatera Barat. Sebelumnya Kota Pariaman berstatus Kota Administratif dan menjadi bagian dari Kabupaten Padang Pariaman berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1986. Kotif Pariaman diresmikan tanggal 29 Oktober 1987 oleh Mendagri Soepardjo Roestam dengan Walikota pertama Drs. Adlis Legan. Perjuangan menuju kota administratif inipun cukup berat. Namun berkat kegigihan dan upaya Bupati Padang Pariaman saat itu, Anas Malik, Kotif Pariaman pun dapat direalisir.

Rabu, 03 September 2008

Salingka Piaman

Alfiandri Zaharmi, Wakil Ketua I KNPI "Pelatihan Dioptimalkan"

Jumat, 25 April 2008 /Padang Ekspres

Kita menyadari permasalahan utama yang dihadapi Kota Pariaman hari ini, yaitu terbatasnya kesempatan kerja bagi generasi muda. Kalaupun ada, yang diharapkan kebanyakan hanya ingin menjadi PNS. Kalaupun kita ingin mengandalkan potensi laut juga tidak banyak yang bisa diharapkan dari sektor tersebut. Karena potensi laut yang kita miliki belum banyak memiliki nilai jual.

Karena itu salah satu solusinya, yaitu perlunya membekali generasi muda melalui berbagai pelatihan bagi generasi muda di daerah ini. Sehingga dengan begitu mereka bisa memiliki keterampilan sebagai bekal memasuki dunia kerja.Seperti diketahui, generasi muda kita yang menganggur jumlah cukup banyak, makanya mereka perlu dibekali dengan keterampilan hidup atau life skill, tentunya yang sesuai dengan potensi keunggulan daerah.

Apalagi semakin banyak tamatan yang dilahirkan sebuah lembaga pendidikan di daerah ini tentunya akan semakin banyak pula peluang terjadinya pengangguran. Makanya hal itu jelas merupakan agenda mendesak yang perlu dicarikan solusi atau jalan keluarnya. Tarutama bagaimana memberdayakan generasi muda di daerah ini dengan berbagai program keterampilan. Generasi muda juga mesti diberi kesempatan yang lebih luas lagi untuk bisa mengembangkan usaha secara mandiri, termasuk dengan memberikan dukungan pendanaan untuk itu. Begitu juga kesempatan peluang usaha bagi generasi muda, juga perlu lebih diperhatikan sehingga nantinya mereka betul-betul bisa diberdayakan sebagaimana diharapkan. (*)

Melirik Kantong Suara di Kota Pariaman, Pemilih Pariaman Tengah Capai 19 Ribu Lebih

Rabu, 02 April 2008 / Padang Ekspres

Proses pemutakhiran data pemilih yang dilakukan jajaran PPS dan PPK telah memasuki tahap akhir. Sebagaimana data yang dihimpun koran ini melalui PPK Kecamatan Pariaman Tengah, di mana data pemilih sementara yang berhasil di data berjumlah 19 ribu pemilih lebih. Seperti diakui Ketua PPK Kecamatan Pariaman Tengah Alfiandri Zaharmi melalui anggota PPK Pariaman Tengah Bidang antar lembaga, berdasarkan hasil pemutakhiran data sementara yang berhasil dihimpun PPK melalui PPS dan petugas pemutakhiran data tercatat pemilih di kecamatan ini mencapai 19501 pemilih.

“Memang masih ada data dari desa yang belum dirampungkan seperti Desa Kampung Baru, tapi itupun hanya tinggal merapikan saja, karena sebelumnya data tersebut sudah dimasukkan ke PPK, tapi karena sesuatu hal terkait teknis penulisan maka harus dirapikan lagi,” ungkap Alfiandri. Seiring dengan sudah adanya data ini maka proses pemutakhiran data khusus untuk Pariaman Tengah dapat dikatakan rampung. Begitupun, beberapa permasalahan yang ditemui di lapangan, seperti persoalan pada data entri sebelumnya yang berasal dari Capil, juga sudah bisa diclearkan, dengan mempedomani formulir S101, yang dipinjamkan pihak Capil.

Di sisi lain, guna memastikan proses pemutakhiran data pemilih, PPK sendiri juga sudah turun ke lapangan. Turun kelapangan ini guna memantau proses pemutakhiran dan pendataan pemilih di masing-masing desa dan kelurahan yang ada di Pariaman.

Tunggu Pencairan Dana

Di sisi lain, seperti diakui Alfiandri Zaharmi, salah satu kendala yang dihadapi PPK saat ini, yaitu mengingat belum cairnya dana dari pihak pemerintah sehingga membuat PPK harus mengambil kebijakan dengan cara meminjam kepada pihak lain. “Karena itulah kita berharap, untuk kelancaran tugas PPK, hendaknya dana tersebut bisa segera dicairkan,” harapnya. Hal senada diakui, anggota PPS Desa BatangKabuang Kecamatan Pariaman Tengah Yarni, menjawab pertanyaan koran ini di sekretariat PPK Pariaman Tengah.

Pihaknya juga berharap, honor dan dana operasional bagi petugas pemutakhiran data bisa dicairkan secepatnya. “Karena, untuk mendukung kelancaran tugas di lapangan, seperti untuk biaya fotokopi, kita dari PPS terpaksa harus meminjam kepada pihak pemerintah desa. Karena itulah kawan-kawan di PPS berharap kiranya dana dan honor petugas bisa segera dicairkan,” harapnya mengakhiri. (yurisman malalak)


Pariaman. 3 September 2008